Senin, 31 Agustus 2020

Di Balik Kata Amanah

 Berangkat dari pengertian, kata “amanah” secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang artinya jujur atau dapat dipercaya. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Dari definisi ini dapat kita pahami bahwa adanya keterlibatan di antara pemberi dan penerima amanah, di mana di antara keduanya harus saling bekerja sama agar amanah dapat tegak sempurna.

Menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah ada tiga macam:

1. Amanah terhadap Allah Swt

Sebagai makhluk yang diciptakan Allah di muka bumi, kita memiliki amanah untuk mengabdi dan beribadah hanya pada Allah. Sebagaimana terkandung dalam QS. Az-Zariyat: 56 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

2. Amanah terhadap Sesama Manusia

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kewajiban yang harus ditunaikan sebagai konsekuensi dirinya sebagai bagian dari masyarakat di mana ia hidup. Hal ini terkait dengan interaksi sosial dan menjaga keharmonisan di antara sesama. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kau menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisa: 58)

3. Amanah terhadap Diri Sendiri

Sebagai makhluk individu, manusia memiliki tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang harus diselesaikan sendiri. Allah menegaskan bahwa: “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.” (QS. Al-Mukminun: 8).

Dari ketiga ayat di atas, kita dapat menarik benang merah, di mana sifat amanah melekat pada setiap individu, sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu, dan makhluk sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar